yang ini gimana?

Diposting oleh sapras Senin, 23 Maret 2009

Bakawan Web Design


Masalah Lisensi Musik (HAKI) di Youtube

Posted: 11 Feb 2007 05:01 PM PST

Kemarin baru sj membaca mengenai keseharian tim youtube. Setiap hari mereka bekerja dgn komunitas musik dalam rangka memberi lisensi bagi musik favorit pengguna youtube. Akan tetapi hukum lisensi musik itu sangat rumit dan dilematis. Hak pakai sebuah lagu sering kali membutuhkan ijin resmi dari banyak pemilik hak lagu tsb terutama, bila menyangkut video buatan fans (fan-made) yg bersinggungan dgn industri musik komersil.

Lisensi Musik Komersil

Youtube bekerja sama dengan industri musik dari seluruh penjuru dunia. Youtube mengadakan perjanjian dgn label rekaman besar dan kecil. Selain itu, website download video ini juga berkomunikasi aktif dgn komunitas (HAKI) Hak cipta intelektual. Berkat usaha aktif ini banyak hak artis, penyanyi, band, dan penulis lagu yg bisa diilindungi.

Tujuan utama youtube adalah membangun perjanjian lisensi internet yg user friendly. Berkat dukungan pihak industri musik dan teknologi ID terbaru, youtube berhasil membuat perjanjian yg win-win solution. Solusi ini belum pernah tercipta sebelum lahir youtube : Sebuah sistem yg memberi para artis sumber penghasilan jenis baru dan media revolusioner yg tepat untuk berkomunikasi dgn fans mereka.

Napster

Sy pribadi masih ingat bagaimana Napster, situs download mp3 gratis jaman dulu, yg hancur berkeping keping setelah mendapat serangan tuntutan hukum dari segala arah. Setiap pihak dalam industri musik menyerang mereka. Kasus hukum paling terkenal yg menyangkut format MP3 adalah A&M Records vs Napster. Kasus ini dimulai dari tahun 2000 dan keputusan hakim pengadilan pd tahun 2001.

Napster memulai perusahaan startups mereka sebagai perusahaan internet yg menyediakan layanan download dan share musik gratis. Nepster ini menggunakan software dan web site yg membolehkan user mengupload MP3 files sehinga user lain bisa download mp3 tsb.

Delik hukum tuntutan bagi perusahaan ini adalah berkomplot atau memfasilitasi pelanggaran hak cipta yg dilakukan user-nya. User Naspster dituduh men-duplikat dan men-distibusi properti berhak cipta secara ilegal. Para pengguna ini dituduh melakukan pembajakan musik. Sementara Napster dikenakan denda dan akhirnya dipaksa tutup alias bangkrut.

Sekarang ada web download yg mirip. Namanya kazaa. Akan tetapi, tampaknya, bentuk bisnis internet semacam ini belum siap diterima (setidanya sampai adanya youtube)

Negoisasi Youtube

Youtube mengakui adanya sedikit keberhasilan baru pada bidang negoisasi. Namun mereka jg mengakui kalau perjanjian yg inovatif ini tidak mudah dijaga. Kadang, bila sedang tidak bisa menemukan kesepakatan bisnis, mereka harus berpisah jalan dgn rekanan bisnis mereka sebelumnya. Sebagai contoh, video klik yg berisi musik warner music group diblok agar tidak tampil di youtube.

Jangan khawatir bila kita memperoleh notifikasi ttg ini, kamu memiliki beberapa pilihan agar video original pilihan bisa kamu miliki. Coba cek ke Audiswap, perpustakaan musik dgn lisensi bermasalah yg mana youtube tidak berhasil membangun lisensi.

HAKI dan Transisi Industri Musik

Sy rasa pasti membuat frustasi bila ternyata video klip band favorit kita seperti petepan atau semacamnya ternyata memiliki benang kusut lisensi. Namun sy rasa apa yg sedang diusahakan ini adalah sebuah transisi.

Internet itu sudah pasti akan merombak banyak bisnis tradisional, termasuk bisnis rekaman musik. Internet juga hadir dgn isu isu terbaru seperti pembajakan lisensi, pelanggara hak cipta, copi file antara komputer server lintas negara dan yuridiksi, dll. Padahal setiap negara memiliki definisi pidana mereka sendiri untuk membedakan mana yg termasuk pembajak dan mana yg bukan.

Jadi disinilah ironisnya, pertumbuhan internet tidak diiringi kepastian hukum padahal transisi bisnis itu sudah di depan mata. Pernahkah terbayang bagaimana nasib bisnis musik satu dekade lagi. Di tengah pertumbuhan teknologi handphone seperti RBT (Ring back tone), sudah pasti akan banyak berubah. Belum lagi dgn adanya teknologi podcasting dan web recording. Wow, entertaimen sudah seperti slogannya : There's no business like a show business . hehehe mereka tampak babak belur di era baru ini :D

0 komentar

Posting Komentar